What a worst
feeling
…….“lalu mengapakah si gadis tetap
bersikukuh mencintai orang yang ia sudah tahu mustahil baginya untuk menikah
dengannya?? “. Entah kenapa saat saya membaca penggalan kalimat ini dalam
sebuah buku yang saya baca, mata saya secara spontan jadi terbelalak, membaca
kalimat tersebut berulang-ulang, meresapi maknanya dan akhirnya menancap
dipikiran saya selama berhari-hari. Tepatnya kalimat ini bikin saya mendadak
galau!! Hihihi
Kalimat tersebut secara tidak langsung
menghantarkan saya pada pikiran-pikiran irasional yang pernah/ sedang saya
alami. Iya.., mungkin saya sedang mengalami kekacauan itu (sedikit curcol ini,
hahaha). Dan mungkin kejadian serupa
dialami juga oleh teman-teman “gadis” di luar sana? Ha.ha.ha.ha..
Kalimat tersebut juga menimbulkan
pertanyaan baru di kepala saya: “kenapa sih dalam setiap kegagalan membangun
sebuah komitmen selalu pihak wanita yang paling menderita??”. Apa ini benar?
Paling tidak sebagian besar wanita yang “patah hati” mengalami hal serupa
bukan? Hehehe (sok tau!). Mungkin hal ini disebabkan karena Alloh menciptakan
Adam dari tanah, dan menciptakan Hawa dari Adam. Maka, laki-laki berkaitan
dengan bumi dan perempuan berkaitan dengan laki-laki. Hal ini berarti bahwa
laki-laki berkaitan dengan benda mati sehingga perasaanya tidak dominan.
Sedangkan perempuan berkaitan dengan sesuatu yang bernyawa sehingga perasaanlah
yang dominan padanya.
Hmmm.., perbedaan inilah yang mungkin
membawa para gadis pada perasaan yang salah dalam situasi tertentu. Seorang
gadis berpikir dengan penuh perasaan, sementara seorang pemuda berpikir
realistis. { realistis di sini artinya dia memandang suatu hubungan sebagai
hubungan sementara dan mempunyai tujuan tertentu yang suatu saat akan berakhir.
Sedangkan si gadis memandang hubungan ini dengan pikiran yang didominasi oleh
perasaan dan jauh dari realita, sehingga ia mengira bahwa kekasihnya akan
bersama dengan dia selama-lamanya}. Kebanyakam para gadis menterjemahkan cinta
dengan hubungan pernikahan. Mereka tidak rela menjadi bahan permainan pemuda,
bahkan merekapun tidak mau mempermainkan seorang pemuda ( meski ada sebagian
kecil wanita yang punya bakat jadi “player”..ehhh tapi itu kecil kok
presentasinya..keciillllll sekali,.. **hidup wanita!!! Ehehehe). Oleh sebab
itu, saat bertemu dengan pemuda yang si gadis merasa cocok dengannya, dia sudah
berpikir terlampau jauh untuk kelak bisa membangun rumah tangga bersama pemuda
itu padahal si pemuda belum tentu punya perasaan yang serupa (naifnyaaa pikiran
gadis itu, hihihihi!!).
Tentunya perasaan itu menjadi berbahaya
jika si gadis terus terlarut dalam fatamorgana yang dibuatnya sendiri. Si gadis
terus berangan-angan dan bermimpi, sehingga iapun hidup dengan angan-angan dan
khayalan yang tiada pernah berakhir kecuali dengan kenyataan yang jelas
menyatakan bahwa pernikahan seperti yang diimpikannya itu tidak akan pernah
terjadi. Sementara umurnya terus berlalu, tahun demi tahun sedangkan ia terus
bermimpi dan berangan-angan.
Perasaan salah tersebut tidak akan
membawa dampak apapun selain penderitaan bagi si gadis terlebih jika dia
terlambat menyadarinya ( hiihhhh sereem!).. terlambat disini jika si gadis
tetap berharap pada pemuda tersebut, sedangkan di sisi lain sang pemuda sudah
memilih gadis lain sebagai pendamping hidupnya dan pada akhirnya mereka menikah
dan hidup bahagia. Jika situasi ini terjadi, tentunya akan menyebabkan psikis
si gadis menjadi semakin terpuruk.
Untuk menghindari “nightmare” tersebut
seharusnya si gadis segera tersadar dari mimpi-mimpi kosongnya. Menyadari bahwa
jika ia tidak mendapatkan laki-laki yang dicintainya tersebut, maka ia akan
mendapatkan yang lain dengan izin Alloh. Bahkan walaupun tidak ada laki-laki
yang datang meminagnya, itu lebih baik dari pada berlari mengejar fatamorgana yang
dilihatnya padahal ia tidak bisa mendapatkannya. Ia harus segera mempunyai
solusi sebelum masalahya bertambah pelik dan berubah menjadi penyakit yang
sulit disembuhkan.
Yaa..memang inilah cara yang paling
tepat untuk mengatasi “worst feeling” tersebut, LUPAKAN DIA!!! Memang
kelihatannya sulit, tapi si gadis harus mampu berpikir optimis bahwa dia mampu
dan bisa melupakan laki-laki itu seiring dengan berjalannya waktu dan usaha
keras. Tapi jika ia membiarkan dirinya begitu saja, maka bisa jadi pertimbangan
perasaanlah yang akan menang atas tuntutan akal sehat, kemudian ia kembali
berharap pada pemuda tersebut.
Ada sebuah sms dari teman yang menurut
saya cocok dengan tema ini:
Tidak
mendapatkan orang yang kamu sayangi memang sangatlah sulit,
Kamu
bersedih, kecewa, marah…
Tapi
tidak kah kau sadar di luar sana ada seseorang yang menyimpan seribu luka
karena tak bisa memilikimu?
Mencintai
itu lebih indah daripada dicintai
Tapi
dicintai jauh lebih agung daripada Mencintai
Mungkin
bagi kehidupan kamu hanyalah seseorang tapi bagi seseorang kamu adalah hidupnya
Hidup
ini singkat, lepaskanlah mereka yang menyakitimu..sayangi mereka yg peduli
terhadapmu
Bagi
para gadis yang berada pada situasi ini, semangat buat Move On yaa..
hijrahlahh…tinggalkan pikiran salah dan berpindahlah menuju pikiran yang benar.
bagus...bagus....pinter awakmu boss...:)
BalasHapusterinspirasi dari buku " Bunga di Tengah Hutan, menepis bahaya teroris cinta" oleh AHMAD BIN MUHAMMAD AL-HARFI :)
BalasHapustulisan yang bagus :)
BalasHapusbtw, itu ga hanya berlaku untuk gadis. lelaki juga ada yang seperti kamu gambarkan :|