Sabtu, 16 Februari 2013

IBU,,,IBU,,,dan IBU


Ini bukan hari ibu, bukan juga hari ultah Ibu tapi ndak tau kenapa kepingin banget nulis tentang Ibu :-)

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu, beliau berkata '' Seseorang datang kepada Rosulullah dan berkata, 'Wahai Rosulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi Shalallaahu'alaihi wassalam menjawab IBUMU!! , Orang tersebut kembali bertanya 'Kemudian siapa lagi?', Nabi menjawab IBUMU!!, orang tersebut bertanya kjembali 'Kemudian siapa?' Beliau menjawab IBUMU!!. Orang tersebut bertanya lagi 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menjawab 'Kemudian Ayahmu'. (HR. Bukhari no 5971 dan Muslim no. 2548).

Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hadist tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa kecintaan dan kasih sayang seseorang terhadap ibunya,harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan kecintaan dan kasih sayang seseorang terhadap ayahandanya.
Realitas menguatkan pengertian ini. Pertama, seorang Ibu dihadapkan pada kesulitan dalam menjalani masa kehamilan. Kedua, kaum ibu pun mengalami kesulitan besar ketika menjalani proses melahirkan. Dan yang ketiga, kaum ibu harus menjalani kesulitan saat menyusui dan merawat anak. Ketiga hal ini hanya dialami oleh seorang ibu. Seorang Ayah tidak memilikinya, sehingga kaum ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah.

Kasih sayang Ibu begitu luar biasa, cinta ibu kepada putra- putrinya tulus, tanpa syarat, dan tak terbeli. Berbeda halnya denga si anak,,Sudahkah kita membalas kebaikan2 ibu kepada kita ? Berapa sering kita membuat jengkel hati Ibu kita? :-)

Dalam suatu kisah terkenal diceritakan ada seorang anak perempuan yang menghampiri sang ibu. Mulai pagi itu ia bergegas membantu ibunya untuk membereskan pekerjaan di rumah. Mulai menyapu teras,membuang sampah,ngepel,menyiram tanaman,hingga membantu berbelanja sayur. Setelah semua rampung dikerjakan, si anak mengeluarkan secarik kertas.
Uniknya, kertas tersebut berisi tulisannya tentang kegiatan selama membantu ibunya pada hari itu. Dalam nota kecilnya tersebut tertulis nominal-nominal dalam rupiah tentang ongkos kerjanya. Ya, intinya si anak meminta imbalan atas jerih payahnya dalam membantu ibundanya.

Bagaimana reaksi ibu anak perempuan itu? Ia hanya tersenyum. Tidak sedikitpun ia menaruh kesal dan marah terhadap tuntutan putrinya. Sang ibu lantas mengambil bolpoin dan menulis di secarik kertas kecil, persis seperti yg dilakukan anak perempuannya tadi. Di situ dibeberkannya beberapa hal. Di antaranya, mengandung anaknya tersebut selama sembilan bulan,melahirkan sang anak dengan taruhan nyawa,menyusui dengan ASI eksklusif,begadang karna tangisan sang anak, menggendong selama dua tahun pertama si anak, dan banyak poin lainnya. Yang menarik, di setiap item tersebut ditulis kata GRATIS!

Setelah usai, kertas itu diberikan oleh sang ibunda kepada putrinya tadi. Tidak ada kata-kata yg terucap dari keduanya. Mereka saling berpandangan satu sama lain, kemudian tersenyum dan berpelukan :-D

Kasih seorang ibu telah menjadi sesuatu yang mahsyur dengan tingkat yang begitu tinggi. Tak heran jika ada pepatah yang mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah.

Begitu besarnya perjuangan ibu untuk kita. Membesarkan, mendidik dan menyekolahkan kita sampai kita besar dan mampu bekerja sendiri. Berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan harapan jangan sampai anak kesayangannya mengalami kesengsaraan seperti yang ia alami.
Begitu bangganya si Ibu menceritakan kesuksesan sang anak ke tetangga dan saudara. Bukan karna ibu menginginkan gaji si anak, karna kebahagiaan terbesar seorang ibu adalh melihat putra/putrinya bahagia.

Dann,, sebagai anak sudahkah kita membahagiakan ibu kita???

'SURAT UNTUK IBU' (diambil dri majalh Al-Hikmah dengan sedikit editan :-D ) :
Ibuu,, maafkan anakmu ini bu. Aku belum bisa membalas kebaikan yang ibu tumpahkan kepadaku. Masih menjadi beban pikiran ibu, dan belum bisa mewujudkan cita-cita terbesar ibu.
Ibuu,, aku bertahan kerja,karena ibu bahagia melihatku bekerja. Karena hanya ini yang bisa kulakukan, maka aku akan tetap bekerja,agar ibu tetap tersenyum bangga melihat perjuangan ibu dulu tidak sia-sia.
Maafkan anakmu ini bu. Atas durhaka yang barangkali pernah kubuat. Atas pembangkangan yang pernah kulakukan. Atas bentakan yang kurang berkenan. Atas dusta yang pernah terucap. Atas sikap yang menyedihkan. Maafkan anakmu ini bu. Membuat ibu marah. Membuat ibu berlelah-lelah. Membuat ibu merasa sendiri.

Do'aku untuk Ibu,,
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim....
Hamba mohon lindungilah ibu. Sayangi beliau sebagaimana ibu menyayangiku waktu kecil. Jagalah kesehatannya Ya Rabb. Bahagiakanlah batinnya. Berkahilah umurnya. Kuatkan pula imannya Ya Allah. Berilah hamba kesempatan untuk membalas kebaikannya walau hamba tau, hamba takkan sanggup membalasnya...

Nganjuk,,16 Februari 2013

Published with Blogger-droid v2.0.9