Kamis, 19 Januari 2012

SEJAGAT HAYAT: What a worst feeling

SEJAGAT HAYAT: What a worst feeling: What a worst feeling …….“lalu mengapakah si gadis tetap bersikukuh mencintai orang yang ia sudah...

What a worst feeling


What a worst feeling

…….“lalu mengapakah si gadis tetap bersikukuh mencintai orang yang ia sudah tahu mustahil baginya untuk menikah dengannya?? “. Entah kenapa saat saya membaca penggalan kalimat ini dalam sebuah buku yang saya baca, mata saya secara spontan jadi terbelalak, membaca kalimat tersebut berulang-ulang, meresapi maknanya dan akhirnya menancap dipikiran saya selama berhari-hari. Tepatnya kalimat ini bikin saya mendadak galau!! Hihihi
Kalimat tersebut secara tidak langsung menghantarkan saya pada pikiran-pikiran irasional yang pernah/ sedang saya alami. Iya.., mungkin saya sedang mengalami kekacauan itu (sedikit curcol ini, hahaha). Dan mungkin kejadian  serupa dialami juga oleh teman-teman “gadis” di luar sana? Ha.ha.ha.ha..
Kalimat tersebut juga menimbulkan pertanyaan baru di kepala saya: “kenapa sih dalam setiap kegagalan membangun sebuah komitmen selalu pihak wanita yang paling menderita??”. Apa ini benar? Paling tidak sebagian besar wanita yang “patah hati” mengalami hal serupa bukan? Hehehe (sok tau!). Mungkin hal ini disebabkan karena Alloh menciptakan Adam dari tanah, dan menciptakan Hawa dari Adam. Maka, laki-laki berkaitan dengan bumi dan perempuan berkaitan dengan laki-laki. Hal ini berarti bahwa laki-laki berkaitan dengan benda mati sehingga perasaanya tidak dominan. Sedangkan perempuan berkaitan dengan sesuatu yang bernyawa sehingga perasaanlah yang dominan padanya.
Hmmm.., perbedaan inilah yang mungkin membawa para gadis pada perasaan yang salah dalam situasi tertentu. Seorang gadis berpikir dengan penuh perasaan, sementara seorang pemuda berpikir realistis. { realistis di sini artinya dia memandang suatu hubungan sebagai hubungan sementara dan mempunyai tujuan tertentu yang suatu saat akan berakhir. Sedangkan si gadis memandang hubungan ini dengan pikiran yang didominasi oleh perasaan dan jauh dari realita, sehingga ia mengira bahwa kekasihnya akan bersama dengan dia selama-lamanya}. Kebanyakam para gadis menterjemahkan cinta dengan hubungan pernikahan. Mereka tidak rela menjadi bahan permainan pemuda, bahkan merekapun tidak mau mempermainkan seorang pemuda ( meski ada sebagian kecil wanita yang punya bakat jadi “player”..ehhh tapi itu kecil kok presentasinya..keciillllll sekali,.. **hidup wanita!!! Ehehehe). Oleh sebab itu, saat bertemu dengan pemuda yang si gadis merasa cocok dengannya, dia sudah berpikir terlampau jauh untuk kelak bisa membangun rumah tangga bersama pemuda itu padahal si pemuda belum tentu punya perasaan yang serupa (naifnyaaa pikiran gadis itu, hihihihi!!).
Tentunya perasaan itu menjadi berbahaya jika si gadis terus terlarut dalam fatamorgana yang dibuatnya sendiri. Si gadis terus berangan-angan dan bermimpi, sehingga iapun hidup dengan angan-angan dan khayalan yang tiada pernah berakhir kecuali dengan kenyataan yang jelas menyatakan bahwa pernikahan seperti yang diimpikannya itu tidak akan pernah terjadi. Sementara umurnya terus berlalu, tahun demi tahun sedangkan ia terus bermimpi dan berangan-angan.
Perasaan salah tersebut tidak akan membawa dampak apapun selain penderitaan bagi si gadis terlebih jika dia terlambat menyadarinya ( hiihhhh sereem!).. terlambat disini jika si gadis tetap berharap pada pemuda tersebut, sedangkan di sisi lain sang pemuda sudah memilih gadis lain sebagai pendamping hidupnya dan pada akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia. Jika situasi ini terjadi, tentunya akan menyebabkan psikis si gadis menjadi semakin terpuruk.
Untuk menghindari “nightmare” tersebut seharusnya si gadis segera tersadar dari mimpi-mimpi kosongnya. Menyadari bahwa jika ia tidak mendapatkan laki-laki yang dicintainya tersebut, maka ia akan mendapatkan yang lain dengan izin Alloh. Bahkan walaupun tidak ada laki-laki yang datang meminagnya, itu lebih baik dari pada berlari mengejar fatamorgana yang dilihatnya padahal ia tidak bisa mendapatkannya. Ia harus segera mempunyai solusi sebelum masalahya bertambah pelik dan berubah menjadi penyakit yang sulit disembuhkan.
Yaa..memang inilah cara yang paling tepat untuk mengatasi “worst feeling” tersebut, LUPAKAN DIA!!! Memang kelihatannya sulit, tapi si gadis harus mampu berpikir optimis bahwa dia mampu dan bisa melupakan laki-laki itu seiring dengan berjalannya waktu dan usaha keras. Tapi jika ia membiarkan dirinya begitu saja, maka bisa jadi pertimbangan perasaanlah yang akan menang atas tuntutan akal sehat, kemudian ia kembali berharap pada pemuda tersebut.

Ada sebuah sms dari teman yang menurut saya cocok dengan tema ini:

Tidak mendapatkan orang yang kamu sayangi memang sangatlah sulit,
Kamu bersedih, kecewa, marah…
Tapi tidak kah kau sadar di luar sana ada seseorang yang menyimpan seribu luka karena tak bisa memilikimu?
Mencintai itu lebih indah daripada dicintai
Tapi dicintai jauh lebih agung daripada Mencintai
Mungkin bagi kehidupan kamu hanyalah seseorang tapi bagi seseorang kamu adalah hidupnya
Hidup ini singkat, lepaskanlah mereka yang menyakitimu..sayangi mereka yg peduli terhadapmu

Bagi para gadis yang berada pada situasi ini, semangat buat Move On yaa.. hijrahlahh…tinggalkan pikiran salah dan berpindahlah menuju pikiran yang benar.